Translate

Saturday 27 April 2013

Kebijakan



KEBIJAKAN PERUBAHAN DAN PEMBAHARUAN KURIKULUM PENDIDIKAN 2013



BAB I
PENDAHULUAN


1.1.    Latar Belakang

Keterlibatan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi sungguh sangat menentukan untuk keberhasilan pembangunan. Kemampuan membangun hanya dapat dicapai melalui pendidikan[1]. Pendidikan dapat dilakukan melalui pendidikan formal dan non formal. Melalui upaya tersebut diharapkan dapat tumbuh kembang seluruh potensi sumber daya yang religius, penuh kesadaran, berkepribadian, cerdas, berkarakter, berperilaku serta memiliki kreativitas tinggi sehingga siap dan mampu serta proaktif untuk mengisi pembangunandan tantangan zaman yang selalu berubah.
Kondisi nyata saat ini yang dihadapi bangsa salah satunya adalah masih rendahnya mutu dan pemerataan pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Pada hal, untuk mengukur daya saing suatu bangsa dipengaruhi oleh tiga hal penting; pertama, tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi suatu bangsa; kedua, kemampuan manajemen suatu bangsa; ketiga, kemampuan sumber daya manusia.[2]
Bercermin dari keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan standar minimal pendidikan warganya melalui wajib belajar pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun[3], kemajuan IPTEK, globalisasi dan semangat otonomi daerah, pemerintah mengeluarkan kebijakan standar minimal pendidikan warganya hingga jenjang pendidikan menengah atas (12 tahun)[4]. Kebijakan pemerintah ini merupakan upaya nyata untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui kesempatan akses dan pemerataan pendidikan pada masyarakat. Hal ini juga sebagai usaha dalam mencapai pendidikan yang bermutu, beradab, dan yang dapat memanusiakan manusia perlu memperhatikan prinsip pendidikan sepanjang hayat (lifelong education)  dan memperhatikan empat pilar (sendi) pendidikan, yakni[5]: (1) learning to know (belajar untuk mengetahui), (2) learning to do (belajar dengan berbuat), (3) learning to be (belajar menjadi seseorang), dan (4) learning to live together with to live others (belajar hidup bersama) dalam pelaksanaannya.
Menurut Bambang Indriyanto[6], upaya peningkatan mutu pendidikan secara konvensional terdapat kecenderungan selalu dikaitkan dengan ketersediaan sarana dan prasana pendidikan yang memadai, serta kompetensi guru. Pendapat tersebut tidak sepenuhnya salah, tetapi juga tidak sepenuhnya betul. Ada komponen lain yang jarang disentuh yaitu kurikulum. Lebih lanjut menurutnya, kurikulum merupakan instrumen strategis bagi upaya peningkatan mutu pendidikan.
Kurikulum sebagai instrumen peningkatan mutu pendidikan terdiri dari tiga entitas yaitu tujuan, metode, dan isi. Peningkatan kompetensi guru dan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan hanya akan memberikan makna bagi peserta didik jika diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan yang dirumuskan dalam kurikulum. Pada konteks Sistem Pendidikan Nasional rumusan tersebut dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL)[7]. Untuk menjamin agar SKL tersebut dapat dicapai maka kegiatan belajar mengajar tersebut dilengkapi dengan tujuh standar[8] lainnya yaitu standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar penilaian pendidikan.
 Kurikulum 2013 sebagai bagian dari intervensi peningkatan mutu pendidikan, tentu tidak bisa bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan tujuh Standar Nasional Pendidikan (SNP). Sementara itu, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tetap menjadi bagian Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi. Satuan pendidikan tetap mempunyai kewenangan untuk mengembangkan kurikulum sendiri yang sesuai dengan kondisi satuan pendidikan tersebut.
Dalam strategi perubahan dan pengembangan kurikulum diperlukan sebuah dataran konseptual yang bersifat praktis maupun teoritis sehingga perubahan dan pengembangan kurikulum dapat diaplikasikan dan diimplementasikan dengan baik di setiap satuan pendidikan.
Selengkapnya...

Wednesday 24 April 2013

CAUSAL LOOP DIAGRAM


IDENTIFIKASI SISTEM PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK MODEL CAUSAL LOOP DIAGRAM (CLD)


BAB I
PENDAHULUAN


1.1.    Latar Belakang

MAS GUPPI Jambi berupaya ikut serta dalam upaya peningkatan mutu pendidikan anak bangsa. Namun demikian, perlu banyak hal yang harus dilakukan untuk melakukan peningkatan mutu tersebut. Salah satunya terbatasnya anggaran dan sarana prasarana. Untuk itu, perlu segera dilakukan pembenahan agar tidak ditinggalkan stackholdernya serta dapat mencapai tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang diharapkan. Hal ini terlihat salah satunya dari penurunan jumlah siswa dan rata-rata hasil ujian nasional dalam tiga tahun terakhir.
Dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, MAS GUPPI Jambi harus berupaya melakukan pembenahan pengelolaan berbagai komponen madrasah. Komponen-komponen tersebut adalah pelaksanaan kurikulum, peningkatan jumlah, jenis dan kualitas guru, siswa, sarana prasarana, pelaksanaan KBM dan ektrakurikuler, pemeliharaan dan pemantapan hubungan madrasah dengan komite madrasah dan masyarakat.
Merujuk hal tersebut di atas, sudah barang tentu MAS GUPPI Jambi harus berupaya melakukannya. Aktivitas pengelolaan seluruh kegiatan dilakukan melalui usaha penyusunan program kerja guna mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi. Agar seluruh pengelolaan komponen madrasah dapat berjalan dengan baik, diikuti dengan pelayanan administrasi madrasah yang teratur, terarah, dan terencana diperlukan keterlibatan seluruh warga madrasah dalam pelaksanaan dan implementasi guna mencapai sasaran yang ditetapkan.
MAS GUPPI Jambi, dalam melaksanakan penyusunan seluruh program rencana strategis tersebut masih terkendala dengan berbagai persoalan, seperti; belum memiliki manajemen madrasah yang baik, solid, dan terpadu, belum menerapkan disiplin yang tinggi terhadap guru dan siswa, suasana kekeluargaan antara seluruh warga madrasah dalam menumbuhkan rasa saling menghargai, menghormati, dan menyayangi belum muncul. Selain itu, guru-guru MAS GUPPI Jambi belum memiliki motivasi, integritas, kepribadian dan pengalaman yang tinggi serta kompetensi akademik sesuai dengan mata pelajaran yang diasuhnya. Demikian pula dengan kinerja tenaga kependidikan yang dimilikinya. Hal ini, terlihat juga pada segi sarana dan prasarana penunjang pendidikan yang minim serta tidak terbangunnya jalinan komunikasi dengan komite madrasah MAS GUPPI Jambi.
Berpijak dari kondisi yang kompleks dan dinamis yang dihadapi MAS GUPPI Jambi, maka sangat perlu memandangnya tidak secara sempit dan terfragmentasi. Hal ini, dimaksudkan agar analisis sistem yang dilakukan dapat menghasilkan suatu kesimpulan dan rekomendasi yang tepat. Untuk itu, proses analisis sistemnya menekankan pada pendekatan holistik terhadap pemecahan masalah dan menggunakan model untuk mengidentifikasi dan meniru karakteristik dari sistem-sistem yang kompleks serta membuat alternatif skenario pemecahan masalah.
Kompleksitas permasalahan dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran di MAS GUPPI Jambi, sudah barang tentu dibutuhkan kemampuan untuk mengidentifikasi. Untuk itu, perlu dilakukan upaya melihat lebih mendalam apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan madrasah dan strategi yang diperlukan serta menganalisa hubungan sebab akibat yang dinamis dari faktor-faktor tersebut dengan menggunakan metode pendekatan sistem dengan model Causal Loop Diagram (CLD).

Selengkapnya...

Friday 19 April 2013

Vensim PLE



Cara Menggunakan VENSIM PLE
Pada Proses System Thinking (ARCHETYPE/CLD)

Membuat VARIABEL:
Klik panel VAR (Tanpa Border line/Kotak)
Buat seluruh Variabel, lalu letaknya di tata. Dalam melakukan penataan, letakan variabel yang berdekatan agar loop tidak banyak yang bertumpuk.

Membuat LOOP:
Klik panel  Garis lengkung
Letakan cursor di kotak variabel klik krir lalu geser cursor ke variabel yang diinginkan. Lakukan hingga seluruh variabel  punya hubungan.
Jika cursor yang ditarik hanya membentuk garis lurus, anda dapat membentuknya melengkung dengan cara: klik kiri bulatan yang ada pada garis itu sesuai keinginan anda.

Membuat  Notasi Hubungan Antar VARIABEL:
Klik kanan pada pucuk tanda panah (LOOP), akan muncul beberapa pilihan NOTASI (+/- ATAU S/O) pilih yang sesuai lalu klik OK

Membuat Notasi Nama LOOP (R/B):
Klik kiri panel com, akan muncul beberapa pilihan (COMMENT DISCRIPTION):
1.  Pilih Shape
2.  Jenis huruf/Font
3.  Grafik: NONE (Ketik R1/B1) or Pilih image lalu klik anah panah pilih notasi loop
4.  Pilih warna sesuai keinginanmu
5.  Klik OK

Selengkapnya...

Wednesday 17 April 2013

Berfikir sistem

BERFIKIR SISTEM

Peter Senge dalam bukunya Disiplin ke Lima (Five Dicipline) menyatakan mengapa harus berfikir sistem (System thingking) dan menurutnya ada beberapa alasan :
1. Karena menghadapi kompleksitas;
2. Karena persaingan yang keras;
3. Karena dapat mengubah cara berfikir yang mendasar;
4. Dapat mendorong proses belajar;
5. Masalah tak dapat diselesaikan dengan cara berfikir yang menciptakan masalah.

Berpikir sistematik (system thinking), mengajarkan kepada kita untuk memikirkan segala sesuatu berdasarkan kerangka metode tertentu, ada urutan dan proses pengambilan keputusan, maknanya mencari dan melihat segala sesuatu memiliki pola keteraturan dan bekerja sebagai sebuah sistem. 
Menurut Peter M. Senge, system thinking merupakan Disiplin Kelima yang mengintegrasikan disiplin-disiplin lain untuk Learning Organization (Personal Mastery, Mental Models, Shared Vision, Team Learning). yang merupakan Cornerstone / Pilar konsep dasar dari Learning Organization.
Hakekat system thinking adalah alat pemecahan masalah yang paling tepat melalui pengungkit nya.


Berbeda dengan berpikir linier, berpikir linier dimulai dari input-proses- output. misalnya seperti melihat pohon di hutan. Berpikir sistem adalah seluruh yaitu melihat hutan itu sendiri dan interaksi yang ada didalamnya.


Selengkapnya...

Tuesday 16 April 2013

System Dynamic

SYSTEM DYNAMIC: Model Causal Loop Diagram 


System Dynamic adalah metode pemodelan dengan simulasi komputer, dikembangkan di MIT pada tahun 1950an sebagai suatu alat yang digunakan oleh para manager untuk menganalisis permasalahan yang kompleks. System Dynamic adalah metodologi berfikir, metodologi untuk mengabstaksikan suatu fenomena di dunia sebenarnya ke model yang lebih explisit.

Suatu fenomena menyangkut dengan 2 (dua) hal yaitu Struktur dan Perilaku. Struktur adalah unsur pembentuk fenomena dan pola keterkaitan antar unsur tersebut, yang dipengaruhi oleh: (1) feedback (causal loop); (2) stock (level) dan flow (rate); (3) delay; dan (4) nonlinearity. Sedangkan perilaku (behaviour) adalah perubahan suatu besaran/variabel dalam suatu kurun waktu tertentu, baik kuantitatif maupun kualitatif atau catatan tentang magnitude (besar, nilai, angka) sesuatu dalam suatu kurun waktu tertentu (pertumbuhan, penurunan, osilasi, stagnan, atau kombinasinya). Pemahaman hubungan struktur dan perilaku sangat diperlukan dalam mengenali suatu fenomena.

(1) Feedback (Causal Loop) atau Hubungan Causal.
Suatu struktur umpan–balik harus dibentuk karena adanya hubungan kausal (sebab-akibat). Dengan perkataan lain, suatu struktur umpan-balik adalah suatu causal loop (lingkar sebab-akibat). Struktur umpan-balik ini merupakan blok pembentuk model yang diungkapkan melalui lingkaran-lingkaran tertutup. Lingkar umpan-balik (feedback loop) tersebut menyatakan hubungan sebab-akibat variabel-variabel yang melingkar, bukan manyatakan hubungan karena adanya korelasi-korelasi statistik.
Hubungan sebab-akibat antar sepasang variabel harus dipandang bila hubungan variabel lainnya terhadap variabel tersebut di dalam sistem dianggap tidak ada. Sedangkan suatu korelasi statistik antara sepasang variabel diturunkan dari data yang ada dalam keadaan variabel variabel tersebut mempunyai hubungan dengan variabel lainnya di dalam sistem dan kesemuanya berubah secara simultan.
Rancangan causal-loop diagram (CLD) biasanya digunakan dalam system thinking (berpikir sistemik) untuk mengilustrasikan hubungan cause-effect (sebab-akibat). Hubungan feedback (umpan-balik) bisa menghasilkan perilaku yang bervariasi dalam sistem nyata dan dalam simulasi sistem nyata.
Selengkapnya...

Friday 12 April 2013