Translate

Wednesday 1 October 2014

Hakikat Evaluasi Program



Hakikat Evaluasi Program

Evaluasi berasal dari kata bahasa Inggris evaluation yang berarti proses penilaian (memberikan penilaian dengan membandingkan sesuatu hal dengan satuan tertentu sehingga bersifat kuantitatif). Data yang diperoleh dari hasil penilaian/pengukuran tersebut akan digunakan sebagai analisis situasi program berikutnya[1].
Evaluasi merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan pengukuran (test), pengujian (measurement), penilaian (assessment), dan evaluasi (evaluation)[2]. Kegiatan evaluasi mencakup dua dimensi, yaitu evaluasi hasil dan evaluasi proses. Evaluasi hasil merupakan pemeriksaan yang dilakukan atas hasil saja dengan melihat pencapaian tujuan pada hasil kegiatan. Sementara, evaluasi proses merupakan evaluasi terhadap seluruh komponen dan proses yang terlibat menghasilkan kegiatan.
Pendapat berbeda dikemukakan oleh Willian N. Dunn, bahwa evaluasi (evaluation) merupakan prosedur analisis kebijakan yang digunakan untuk menghasilkan informasi mengenai nilai atau manfaat dari serangkaian aksi di masa lalu dan atau di masa depan[3]. Evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating), dan penilaian (assessment), terhadap sebuah kebijakan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses kebijakan yang terdiri dari beberapa tahapan. Adapun tahapan kebijakan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:




Problem Structuring
Agenda Setting


Forecasting
Policy Formulation


Recommendation
Policy Adoption


Monitoring
Policy Implementation


Evaluation
Policy Assement
Gambar 1. Prosedur Analisis Kebijakan

Dari gambaran di atas, dapat dilihat bahwa sebuah kebijakan di mulai dari adanya isu atau masalah yang kemudian diagendakan untuk dicari pemecahannya. Kemudian dilakukan formulasi kebijakan dengan mencari beberapa alternatif kebijakan yang dapat memecahkan masalah tersebut melalui metode forecasting (peramalan). Langkah selanjutnya adalah menetapkan atau memilih alternatif pemecahan yang dianggap paling baik. Tahap selanjutnya adalah implementasi kebijakan. Setiap tahap tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi atau bahkan menjadi umpan balik (feed back) bagi agenda setting berikutnya. Pada prosedur tersebut terlihat bahwa evaluasi kebijakan atau program menempati urutan paling akhir, artinya sebuah kebijakan dikatakan berhasil, berjalan dengan baik dan atau program tersebut gagal, proses tersebut ada dalam tahap evaluasi (policy assesment).
Evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterprestasikan dan menyajikan informasi tentang suatu program untuk digunakan sebagai dasar membuat keputusan[4]. Menurut Djemari Mardapi, evaluasi adalah proses mengumpulkan informasi untuk menentukan pencapaian program[5]. Sedangkan, Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang bekerjanya sesuatu, kemudian dibandingkan dengan kriteria, dan akhirnya diambil kesimpulan untuk digunakan dalam menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan[6]. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.
Komite Studi Nasional tentang Evaluasi (National Study Committee on Evaluation) dari UCLA, menyatakan bahwa: Evaluation is the process of ascertaining the decision of concern, selecting appropriate information, and collecting and analyzing information in order to report summary data useful to decision makers in selecting among alternatives[7]. Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis dan penyajian informasi yang sesuai untuk mengetahui sejauh mana suatu tujuan program, prosedur, produk atau strategi yang dijalankan telah tercapai, sehingga bermanfaat bagi pengambilan keputusan serta dapat menentukan beberapa alternatif keputusan untuk program selanjutnya.
A. Cross menyatakan bahwa evaluasi merupakan a process which determines the extent to which objectives have been achieved[8]. Evaluasi merupakan sebuah proses yang menentukan sejauh mana tujuan telah dicapai. Evaluasi bukan hanya memahami, menilai, memberi arti, mendapatkan, dan mengkomunikasikan secara spontan atau insidentil, melainkan merupakan suatu kegiatan yang terencana, sistematik, dan terarah sesuai dengan tujuan untuk keperluan pengambil keputusan.
Menurut Blaine R. Worthen, James R. Sanders, dan Jody L. Fitzpatrick,  evaluation is determining the worth or merit of an evaluation object (whatever is evaluated). Evaluation is the identifikation, clarification, and application of defensible criteria to determine an evaluation object's value (worth of merit), quality, utility, effectiveness, or significance in relation to those criteria[9]. Evaluasi menentukan nilai atau manfaat dari suatu obyek evaluasi (apa pun yang di evaluasi). Evaluasi merupakan identifikasi, klarifikasi, dan penerapan kriteria dipertahankan untuk menentukan nilai suatu objek evaluasi ini (nilai atau manfaat), kualitas, utilitas, efektivitas, atau makna dalam kaitannya dengan kriteria tersebut. Dari pengertian ini dapat dikatakan bahwa evaluasi merupakan suatu proses mencari sesuatu yang berharga (worth). Sesuatu yang berharga tersebut dapat berupa informasi tentang suatu program, produksi serta alternatif prosedur tertentu.
Evaluasi merupakan penyelidikan sistematis nilai atau kelayakan (worth) dari sebuah objek untuk tujuan mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan tentang objek[10]. Upaya untuk mencari sesuatu yang berharga (worth). Sesuatu yang berharga tersebut dapat berupa informasi tentang suatu program, produksi serta alternatif prosedur tertentu. Dalam kehidupan manusia, evaluasi bukan merupakan hal baru sebab hal tersebut senantiasa mengiringi kehidupan seseorang. lndividu yang telah mengerjakan suatu hal, pasti akan menilai apakah yang dilakukannya tersebut telah sesuai dengan keinginanya semula.
Menurut Sriven Madaus, dan Daniel L. Stufflebeam, evaluation is the process of delineating, obtaining, reporting, and applying descriptive and judgmental information about some object's merit and worth in order to guide decision making, support accountability, disseminate efective practices, and increase understanding of the involved phenomena[11]. Evaluasi merupakan proses untuk memperoleh, penggambaran, penyediaan, pelaporan, dan penerapan informasi secara deskriptif dan penilaian kemanfaatan atas beberapa objek yang berguna untuk memandu pengambilan keputusan, dukungan akuntabilitas, menyebarkan praktek-praktek yang efektif, dan peningkatan pemahaman atas fenomena yang ada. Beberapa unsur yang terdapat dalam evaluasi, yaitu: adanya sebuah proses (process) perolehan (obtaining), penggambaran (delineating), penyediaan (providing) informasi yang berguna (useful information) dan alternatif keputusan (decision alternatives).
Menurut Djaali dan Pudji Muljono evaluasi dapat juga diartikan sebagai proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas obyek yang di evaluasi[12]. Sedangkan, Sukardi menyatakan evaluasi merupakan suatu proses mencari data atau informasi tentang objek atau subjek yang dilaksanakan untuk tujuan pengambilan keputusan terhadap objek atau subjek itu sendiri[13]. Sementara, Usmar Uzer menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses yang di tempuh seseorang untuk memperoleh informasi yang berguna untuk menentukan mana dari dua hal atau lebih yang merupakan alternatif yang diinginkan, karena penentuan atau keputusan semacam ini tidak di ambil secara acak, maka alternatif-alternatif itu harus diberi nilai relatif, karenanya pemberian nilai itu harus memerlukan pertimbangan yang rasional berdasarkan informasi untuk proses pengambilan keputusan[14].
Melvin M Mark, Gery T. Henry, and George Julnes mendasarkan pada pernyataan Patton (1976), Rossi and Freeman (1993) dan Weiss (1998) menyimpulkan bahwa[15]: “...evaluation can take place at any stage in the life cycle of a program, from before a social problem has even been identified as such to long after a program has been put in place. It can addres any of a wide range of issues, including the needs of a potential program’s target population, the way a program is implemented, and a program’s effects.” Evaluasi digambarkan sebagai suatu usaha yang mencakup beberapa alternatif pendekatan dan kegiatan. Sejalan dengan pandangan tersebut evaluasi dapat dilaksanakan dalam beberapa tahapan dalam rangkaian program, dari sebelum masalah sosial dapat diidentifikasi sampai program dilaksanakan. Dapat juga diarahkan pada beberapa isu yang luas, mencakup kebutuhan dari populasi target program yang potensial, bagaimana cara program dilaksanakan, dan upaya-upaya program.
Oemar Hamalik menyatakan bahwa evaluasi merupakan proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi guna menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem program[16]. Ada tiga implikasi dari definisi evaluasi itu, yaitu: 1) evaluasi merupakan proses yang terus menerus, bukan hanya di akhir program, tetapi dimulai sebelum program dilaksanakan hingga program berakhir; 2) proses evaluasi senantiasa diarahkan ketujuan tertentu, untuk dapat jawaban-jawaban tentang bagaimana memperbaiki program; 3) evaluasi menuntut penggunaan alat-alat ukur yang akuntabel dan bermakna untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan.
Selanjutnya, Oemar Hamalik menjelaskan bahwa evaluasi terdiri dari beberapa model, yang mana masing-masing jenis memiliki tujuan dan sasaran yang berbeda. Adapun model evaluasi yang dipakai sebagai strategi atau pedoman kerja pelaksanaan evaluasi tersebut, adalah[17]:
a.  Evaluasi perencanaan dan pengembangan; dilaksanakan dengan tujuan memberikan bantuan kepada penyusun program dengan cara menyediakan informasi yang diperlukan dalam rangka mendesain suatu program. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk meramalkan implementasi program dan kemungkinan tercapai tidaknya program di kemudian hari.
b.  Evaluasi monitoring; dilaksanakan dengan tujuan untuk memeriksa apakah program mencapai sasaran efektif. Apakah hal-hal dan kegiatan yang telah didesain secara spesifik dalam program itu terlaksana sebagaimana mestinya. Kenyataan tidak jarang program justru tidak mencapai sasaran, karena apa yang telah didesain dalam program tidak dapat dilaksanakan dengan berbagai alasan seperti pengadaan personil, fasilitas, perlengkapan, biaya, dan faktor-faktor penyebab lainnya.
c.  Evaluasi dampak; dilaksanakan dengan tujuan untuk menilai seberapa jauh program dapat memberikan pengaruh tertentu pada sasaran yang telah ditetapkan, apakah program berdampak positif atau justru sebaliknya. Dampak tersebut diukur berdasarkan kriteria-kriteria keberhasilan, sehingga program tersebut perlu di spesifikasi agar dapat diamati dan diukur setelah program itu dilaksanakan.
d.  Evaluasi efisiensi; dilaksanakan dengan tujuan untuk menilai berapa besar tingkat efisiensi suatu program. Apakah program mampu memberikan keuntungan memadai ditinjau dari segi biaya yang dikeluarkan, tenaga yang digunakan dan waktu yang terpakai.
e.  Evaluasi program komprehensip; dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui dampak menyeluruh terhadap program yang meliputi; implementasi program, dampak atau pengaruh setelah program dilaksanakan dan tingkat efisiensi program.
Dari pengertian-pengertian tentang evaluasi yang telah dikemukakan beberapa pakar evaluasi di atas, dapatlah ditarik benang merah tentang evaluasi yakni evaluasi merupakan sebuah proses untuk mendapatkan data, informasi, dan gambaran yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk melihat sejauh mana keberhasilan sebuah program. Proses yang dilakukan melalui pengumpulan berbagai informasi data yang akurat dan obyektif sesuai dengan keperluan evaluasi, untuk dipergunakan sebagai landasan bagi pengambil keputusan.
Merujuk pada beberapa pengertian evaluasi di atas, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan evaluasi, yaitu:
1)  Ada objek yang dievaluasi;
2)  Adanya proses penelitian secara ilmiah dengan menggunakan prosedur secara sistematis, dapat dipertanggungjawabkan, mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi mengenai objek yang dievaluasi;
3)  Adanya proses menilai informasi yang diperoleh dengan membandingkannya dengan indikator evaluasi; dan
4)  Adanya proses untuk menilai evaluasi sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi.
Sesungguhnya bila dicermati, kegiatan evaluasi merupakan pelaksanaan salah satu fungsi manajemen. Sebagai salah satu fungsi manajemen, evaluasi difokuskan untuk melihat dan mengawal program atau proyek agar tetap menuju pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian evaluasi yang dilaksanakan terhadap program/proyek dapat dikatakan sebagai evaluasi program.
Evaluasi program dapat dilakukan terhadap sebagian atau seluruh unsur-unsur implementasi program. Hal ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana program tersebut telah berhasil mencapai maksud pelaksanaan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Tanpa adanya evaluasi, program-program yang berjalan tidak akan dapat dilihat tingkat pencapaian tujuannya. Keterlaksanaan (implementasi) program dalam pencapaian tujuannya sangat ditentukan oleh banyak faktor yang saling berkaitan. Hal ini menunjukan bahwa seluruh proses program merupakan sebuah sistem, oleh karenanya dalam melaksanakan evaluasi perlu pendekatan sistem dan berpikir sistemik.
Pendekatan sistem dalam pemecahan suatu masalah merupakan suatu upaya pemecahan masalah melalui pendekatan yang didasarkan pada pertimbangan bahwa masalah yang dihadapi itu diasumsikan sebagai sistem, sehingga dengan memahami struktur, karakteristik, proses, dan umpan balik dan sistem yang dihadapi itu kita akan dapat memecahkannya secara sistematis, sistemik, dan efektif[18]. Agar efektif dalam pemecahan masalah, maka harus dipahami dahulu jenis masalahnya. Jackson mengemukakan bahwa pada umumnya jenis permasalahan/sistem yang dihadapi ada yang relatif sederhana dan ada yang kompleks[19].
Dilihat dari sisi partisipannya yang terlibat di dalam masalah/sistem, ada yang homogen (unitary), beragam (pluralist), dan dapat juga yang memiliki kekuatan-kekuatan saling menekan (coersive). Adapun ciri-ciri dari partisipan homogen (unitary): 1) yang mempunyai kepentingan yang sama; 2) sistem nilai dan kepercayaan mereka cocok satu sama lain; 3) umumnya dapat menyetujui sasaran dan caranya; 4) semua berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan; 5) akan bertindak sesuai tujuan yang telah disepakati.
Ciri-ciri partisipan beragam (pluralist): 1) mempunyai kepentingan dasar yang sama; 2) sistem nilai dan kepercayaan relatif beragam; 3) belum tentu setuju terhadap tujuan dan cara yang di ambil, tetapi masih dapat dikompromikan; 4) semua terlibat dalam pengambilan keputusan; 5) akan bertindak sesuai tujuan yang telah disepakati. Sedangkan, Ciri-ciri partisipan menekan (coersive): 1) tidak mempunyai kepentingan yang sama; 2) sistem nilai dan kepercayaan cenderung berseberangan; 3) tidak setuju terhadap tujuan dan cara yang disarankan dan tidak mungkin dikompromikan secara wajar; 4) semua terlibat dalam pengambilan keputusan; 5) menekan yang lain agar menerima keputusannya.
Berdasarkan jenis masalah dan jenis partisipan di atas, maka jenis masalah yang dihadapi dapat bersifat: 1) sederhana masalahnya, dan homogen partisipannya; 2) kompleks masalahnya, tetapi homogen partisipannya; 3) sederhana masalahnya, tetapi majemuk partisipannya; 4) kompleks masalahnya, dan majemuk partisipannya; 5) sederhana masalahnya tetapi partisipannya saling menekan; 6) kompleks masalahnya dan partisipannya saling menekan.









Tabel 1: Pengelompokan Jenis Masalah
          Partisipan
Masalah
Homogen (Unitary)
Majemuk (Pluralist)
Mampu Menekan (Coersive)
Sederhana
Sederhana-Homogen
Sederhana- Majemuk
Sederhana- Mampu Menekan
Kompleks
Kompleks-Homogen
Kompleks- Majemuk
Kompleks- Mampu Menekan

Dari beberapa uraian di atas, dapatlah dikatakan bahwa memahami pendekatan sistem, partisipan, dan jenis masalah pada suatu program merupakan hal penting. Dengan memahami hal tersebut, evaluator dapat memfokuskan objek evaluasi yang dilakukan pada implementasi kebijakan, program, dan proyek. Hierarki hubungan antar objek dapat digambarkan sebagai berikut:
Kebijakan
Program-program
Program-program

Proyek

Proyek


Gambar 2: Hierarki Kebijakan
Dari gambar 2 di atas, tampak jelas bahwa proyek merupakan bahagian dari program dan program bahagian dari kebijakan. Evaluasi kebijakan bertujuan untuk menghasilkan rekomendasi yang menjadi dasar bagi perumusan kebijakan, menunjang implementasi kebijakan, atau untuk mengetahui kinerja dan dampak dari kebijakan. Evaluasi program berisi kegiatan pengumpulan data dan informasi untuk membuat keputusan tentang program (melanjutkan, memperluas, memperbaiki atau menghentikan) program yang sedang berjalan. Evaluasi proyek dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dialami dalam pelaksanaan proyek agar proyek dapat berjalan efektif dan efisien[20].
Evaluasi program adalah sebuah bidang dengan fondasi teoritis dan ilmiah kuat. Seperti yang dijelaskan oleh Fitz-Gibbon dan Morris (1996):”A theory based of a program is one in which the selection of program features to evaluate is determined by an explicit conceptualization of the program in terms of the theory, a theory which attemps to explain how the program produces the desired effect”. Sebuah evaluasi berdasarkan teori dari sebuah program adalah satu di mana pemilihan fitur program untuk mengevaluasi ditentukan oleh konseptualisasi yang eksplisit dari program dalam hal, dari teori yang mencoba untuk menjelaskan bagaimana program produk efek yang diinginkan.[21]
Paul C. Cozby, menjelaskan bahwa evaluasi program berada pada area utama riset terapan[22]. Riset ini menilai perubahan dan inovasi sosial yang terjadi dalam institusi-institusi seperti pemerintah, pendidikan, sistem peradilan, industri, medis dan kesehatan mental. Riset evaluasi program merupakan riset tentang program-program yang diajukan dan diimplementasikan untuk mendapatkan sejumlah efek positif pada sebuah kelompok.
Djudju Sudjana, menyatakan evaluasi program merupakan kegiatan sistematis untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisa, dan menyajikan data sebagai masukan untuk pengambilan keputusan[23]. Data dalam pengertian ini, merupakan fakta, keterangan, informasi yang didapat dari wilayah generalisasi. Lebih lanjut, dinyatakannya bahwa dalam evaluasi program terdapat tiga unsur penting, yaitu; kegiatan sistematis, data, dan pengambilan keputusan.
Menurut Sukardi, evaluasi program merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan secara cermat untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan atau keberhasilan suatu program[24]. Dengan mengetahui efektivitas masing-masing komponen pada program yang sedang berjalan maupun yang telah selesai.
Evaluasi program menurut Laura Langbein dan Claire L. Felbinger adalah: “Program evaluation is the application of empirical social science research methods to the process of judging the effectiveness of public policies, programs, or projects, as well as their management and implementation, for decision-making purposes."[25] Evaluasi program merupakan aplikasi dari metode penelitian ilmu sosial yang secara empiris digunakan untuk menilai keefektifan dari kebijakan publik, program, atau proyek, serta manajemen dan implementasinya, dalam pengambilan keputusan.
Sementara itu, Joseph S. Wholey, Harry P. Hatry dan Kathryn E. Newcomer menyatakan bahwa evaluasi program merupakan the application of systematic methods to address questions about ro ram operations and results It may include ongoing monitoring of a program as well as one - shot studies of program processes or program impact[26]. Evaluasi program adalah penerapan metode sistematis untuk menjawab pertanyaan tentang operasi program dan hasil. Boleh jadi, termasuk pemantauan program secara menyeluruh, studi terhadap proses program atau dampak program.
Evaluasi diarahkan pada usaha perbaikan program sebagaimana di nyatakan oleh Melvin M. Mark, Gery T. Henry, and George Julnes bertujuan untuk[27]:
1)    Assessment of merit and worth: the development of waranted judgements, at the individual and societel level, of the value of a policy or program. (Menilai kekuatan dan kelemahan program: mengembangkan penilaian terhadap nilai suatu kebijakan program pada level individu atau masyarakat).
2)    Program and organizational improvement: the effort to use information to directly modify and enhance program operations. (Peningkatan organisasi dan program: upaya untuk menggunakan informasi secara langsung untuk memodifikasi dan meningkatkan pelaksanaan program).
3)    Oversight and compliance: the essessment of the extent to which a program follows the directives of statutes, regulations, rules, mandated standards or any other formal expectations. (Oversight and complience: penilaian terhadap seberapa luas sebuah program sesuai dengan undang-undang, regulasi, aturan, dan mandat atau harapan).
4)    Knowledge development: the discovery or testing of general theories, propositions, and hypothesis in the context of policies and programs. (Pengembangan pengetahuan: menentukan atau menguji teori umum, preposisi, dan hipotesa dalam lingkup kebijakan dan program).
Sementara itu, Emil J. Posavac dan Raymond G. Carey, melihat dari sifat dan tujuannya, evaluasi program menyatakan: Program evaluation is a collection of methods, skills, and sensitivities necessary to determine whether a human service is needed and likely to be used, whether the service is sufficiently intensive to meet the unmet needs identified, whether the service is offered as planned, and whether the service does help people in need at a reasonable cost without unacceptable side effects[28]. Evaluasi program adalah kumpulan metode, keterampilan, dan kepekaan diperlukan untuk menentukan apakah suatu pelayanan manusia yang dibutuhkan dan mungkin untuk digunakan, apakah layanan ini cukup intensif untuk memenuhi kebutuhan yang tak terpenuhi diidentifikasi, apakah layanan ini ditawarkan seperti yang direncanakan, dan apakah layanan tersebut tidak membantu orang yang membutuhkan dengan biaya yang wajar tanpa efek samping tidak dapat diterima.
Evaluasi program merupakan usaha untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan program. Pentingnya dilakukan evaluasi terhadap suatu kebijakan yang bertujuan untuk memperkirakan, menaksir/menilai keberhasilan atau kegagalan sebuah program sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa tujuan evaluasi dan monitoring adalah sebagai berikut[29]:
1)  Menentukan tingkat kinerja suatu kebijakan. (Untuk mengetahui derajat pencapaian tujuan dan sasaran);
2)  Mengukur tingkat efisiensi suatu kebijakan. (Untuk mengetahui berapa biaya dan manfaat dari suatu kebijakan);
3)  Mengukur tingkat keluaran (outcome) suatu kebijakan. (Untuk mengukur besaran dan kualitas pengeluaran atau output dari kebijakan);
4)  Mengukur dampak suatu kebijakan. (Untuk mengetahui dampak dari suatu kebijakan, baik dampak Positif maupun negatif);
5)  Untuk mengetahui apabila ada penyimpangan.
6)  Sebagai bahan masukan (input) untuk kebijakan yang akan datang.
Sesuai dengan tujuannya, evaluasi berfungsi untuk mengetahui keterlaksanaan kebijakan, bukan hanya pada kesimpulan, apakah sudah terlaksana dengan baik atau tidak tetapi ingin mengetahui penyebab atau kelemahan serta memperbaikinya di masa yang akan datang guna meningkatkan mutu dari implementasi dan kebijakan[30]. Demikian pula yang diungkapkan Weiss, tujuan evaluasi adalah the purpose of evaluation research is to measure the effect of program against the goals it set out accomplish as a means of contributing to subsuquest decision making about the program and improving future programing[31]. Tujuan penelitian evaluasi adalah untuk mengukur dampak program terhadap tujuan-tujuan yang ditetapkan, sebagai sarana memberikan kontribusi bagi pengambilan keputusan tentang program dan meningkatkan program dimasa depan.
Berdasarkan fokus evaluasi Wirawan membagi evaluasi menjadi empat golongan, yaitu[32]:
1)  asesmen kebutuhan program (program need assessment); dilaksanakan  guna mengidentifikasi dan mengukur level kebutuhan yang diperlukan dan diinginkan oleh organisasi atau masyarakat dan mengumpulkan sejumlah alternatif untuk memenuhi kebutuhan. Asesmen kebutuhan dilakukan sebelum merencanakan kebijakan, program atau proyek;
2)  evaluasi proses program (process program evaluation); evaluasi proses merupakan evaluasi formatif dan dilaksanakan saat program mulai dilaksanakan. Faktor-faktor yang dinilai diantaranya layanan program; pelaksanaan layanan; stackholder yang dilayani; sumber-sumber yang digunakan; membandingkan pelaksanaan program dengan rencana; dan kinerja pelaksanaan program;
3)  evaluasi keluaran program (outcome program evaluation);  evaluasi keluaran merupakan evaluasi sumatif  yang digunakan untuk mengukur dan menilai keluaran dan pengaruh dari progam, dan
4)  evaluasi program efisiensi (program efficiency evaluation); dilaksanakan untuk mengukur cost benefit dan cost effectiviness dari program yang dilaksanakan.
Dilihat dari fokus dan tujuannya, evaluasi program adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan objektif tentang pencapaian tujuan suatu program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatan program, karena evaluator program ingin mengetahui bagaimana komponen dan sub komponen yang belum terlaksana dan apa sebabnya.. Informasi tersebut dapat berupa proses pelaksanaan program, dampak/hasil yang dicapai, efisiensi, dan efektifitas serta pemanfaatan hasil evaluasi yang difokuskan untuk program itu sendiri. Efektifitas adalah perbandingan antara output dan input, sedangkan efisiensi adalah taraf pendayagunaan input untuk menghasilkan output melewati suatu proses.
Berdasarkan beberapa pengertian dan tujuan evaluasi program di atas, dapat disintesakan bahwa evaluasi program merupakan kegiatan yang terencana dan sistematis untuk mengumpulkan, menyediakan, mengolah, menganalisis, merekomendasi data dan menyajikan informasi secara lengkap keterlaksanaan dan dampak implementasi program untuk dipergunakan sebagai dasar bagi pengambil kebijakan (decision maker) dalam memutuskan, apakah akan melanjutkan, memperbaiki atau menghentikan sebuah program.
Adapun indikator yang terkandung dalam hakikat evaluasi program antara lain: 1) menilai; 2) mengidentifikasi; 3) menyajikan; 4) menginterpretasi; dan 5) merekomendasi.


[1]    http://id.wikipedia.org/wiki/Evaluasi Akses: 23 Oktober 2013:00:08 WIB
[2]    Djemari Mardapi, Pengukuran Penilaian & Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Nuha Medika, 2012) hal. 5
[3]    William N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2003) hal. 608
[4]    S. Eko Putro Widiyoko , Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis bagi Pendidik dan Calon Pendidik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009) hal. 6
[5]    Ibid, Djemari Mardapi, Pengukuran Penilaian & Evaluasi Pendidikan, hal. 27
[6]    Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) hal. 36-37, Lihat Juga, Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) hal. 2
[7]     Stark, J.S.  & Thomas, A.  (1994). Assessment and program evaluation, (Needha m. Heights: Simon & Schuster Custom Publishing, 1994) hal. 12
[8]    A. Cross, Home Economics Evaluation, (Coumbus Ohio: A Bell & Howel Company, 1973) hal. 5
[9]    Blaine R. Worthen, James R. Sanders, and Jody L. Fitzpatrick, Program Evaluation: Alterbative Approaches and Practical Guidelines (USA: Longman Publisher, 1997) hal. 5
[10]   Donna M. Mertens, dan John A Mc LaughIin, Research and evaluation methods in special education, (CA: Corwin Press, lnc, 2004), hal. 17-18
[11]   Sriven Madaus, dan Daniel L. Stufflebeam, Evaluation Models View points and Educational and Human Service Evaluation,(New York: Kluwer Academic Publishers, 2002), hal. 280
[12]   H. Djaali dan Pudji Muljono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 2008) hal. 1
[13]   Sukardi, Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014) hal. 2
[14]   Usmar Uzer, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003) hal. 120
[15] Melvin M Mark, Gery T. Henry, and George Julnes, Evaluation: An Integrated Framework for Understanding, Guiding and Improving Public and Nonprofit policies and Programs. (California: Jessey-Bass inc, 2000) Hal. 3
[16]   Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) hal. 210
[17]   Oemar Hamalik, Manajemen belajar di perguruan tinggi, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2003) hal. 212
[18]   Billy Tunas, Pendekatan Sistem, (Jakarta: Nimas Multima, 2010) hal. 51
[19]   Ibid, Billy Tunas, Pendekatan Sistem, hal. 52
[20]   Op. Cit. Endang Mulyatiningsih, Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan, hal. 109-110
[21] Sylvia A. Metcalve, Mary Anne, Aitken, Clara L. Gaff. (2008). The Importance of program evaluation: How can it be Applied to diverse Genetics Education Setting, National Society of Genetic Counselors, Inc. 2008. DOI.10-1007/s10897-007-9138-8. Hal. 171
[22]   Paul C. Cozby, Methods In Behavioral Research, ed-9, (USA: McGraw Hill Companies, Inc, 2009), hal. 18
[23] Djudju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah: untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008) hal. 21
[24]   Op. Cit, Sukardi, Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan, hal. 5
[25]   Laura Langbein & Claire L. Felbinger, Public Program Evaluation: A Statistical Guide, (New York: M.E. Sharpe, Inc. 2006), hal. 3
[26] Joseph S. Wholey, Harry P. Hatry & Kathryn E. Newcomer, Handbook of Practical Program Evaluation, hal. 5
[27] Melvin M Mark, Gery T. Henry, and George Julnes, Evaluation: An Integrated Framework for Understanding, Guiding and Improving Public and Nonprofit policies and Programs. (California: Jessey-Bass inc, 2000) Hal. 13
[28] Jacques Grimard, and Page Lucie, (2005). Towards Program Evaluation in Archives, Archivel Science (2005) 4: 99-126 DOI 10.1007/s10502-005-6992-8, Hal. 100
[29]   Pusat Pengembangan Profesi Pendidik Pedoman Monitoring dan Evaluasi Program Training of Trainer, (Jakarta: Kemdiknas, 2011), hal. 3
[30]   Op. Cit, Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, hal. 37
[31]   Op. Cit, S. Eko Putro Widiyoko, Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Prakti bagi Pendidik dan Calon Pendidik, hal. 6
[32]   Wirawan, Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi; Contoh Aplikasi Evaluasi Program: Pengembangan Sumber Daya Manusia, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan, Kurikulum, Perpustakaan, dan Buku Teks, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) hal.19-21

No comments: